BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Puisi adalah jenis karangan yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna. Selain itu terdapat beberapa jenis – jenis puisi yang perlu dipelajari berdasarkan bentuknya dan berdasarkan zamannya yang memiliki ciri-ciri berbeda yang membuat puisi semakin indah dan menarik.
1.2 Rumusan Masalah
Didalam menyusun makalah ini saya memberikan rumusan masalah untuk memudahkan saya dalam penyusunan materi sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menyajikan materi.
Rumusan masalah tersebut antara lain
a. Apa pengertian puisi?
b. Apa unsur-unsur puisi itu?
c. Apa jenis-jenis puisi itu?
1.3 Tujuan
Tujuan membuat makalah ini agar menambah wawasan tentang jenis-jenis puisi yang beraneka ragam berdasarkan bentuknya dan berdasarkan zamannya yang membuat puisi semakin indah dan menarik minat pembacanya.
1.4 Manfaat
Manfaat membuat makalah tentang mempelajari jenis-jenis puisi antara lain :
1. Menambah minat masyarakat untuk membaca puisi dan mempelajari arti dari puisi tersebut.
2. Menambah pengetahuan tentang jenis-jenis puisi yang bermacam-macam yang membuat puisi semakin beraneka ragam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Puisi
Puisi adalah jenis karangan yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna.
2.2 Unsur-Unsur Puisi
a. Tema yaitu pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair.
b. Rasa yaitu sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terkandung didalam puisi.
c. Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya
Misalnya : sikap merayu, mengkritik dan menghina.
d. Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisi.
2.3 Jenis-Jenis Puisi
a. Berdasarkan bentuknya
Puisi dikelompokkan sebagai berikut :
1) Puisi yang terikat oleh aturan-aturan baik dan baris
Puisi yang termasuk dalam bentuk ini antara lain pantun, syair dan soneta.
2) Puisi bebas
Puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan baik baris dan rima.
b. Berdasarkan Zamannya
Puisi dapat dibedakan atas puisi lama, puisi baru dan puisi modern
1) Puisi Lama
Adalah puisi yang merupakan peninggalan sastra melayu lama.
a. Pantun
Pantun merupakan bentuk puisi asli Indonesia ciri-ciri pantun sebagai berikut :
Satu baik terdiri atas empat larik (baris)
Banyaknya suku kata tiap larik sama atau hampir sama (biasanya terdiri 8 – 12 suku kata)
Bersajak ab-ab atau aa-aa.
Larik pertama dan kedua disebut sampiran sedangkan larik ketiga dan keempat disebut isi pantun (makna, tujuan, dan tema pantun).
Perhatikan contoh pantun berikut ini :
Pantun Budi
Anak angsa mati lemas
Mati lemas diair masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sucinya
Apa guna beristri cantik kalau tidak dengan budinya
b. Karmina
Karmina merupakan salah satu bentuk puisi melayu lama. Bentuk karmina seperti pantun tetapi barisnya pendek (hanya terdiri atas dua baris) sehingga sering disebut sebagai pantun singkat. Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung.
Ciri-ciri Karmina sebagai berikut :
Memiliki larik sampiran (satu larik pertama)
Memiliki jeda larik yang ditandai oleh tanda baca koma (,)
Bersajak lurus (aa)
Larik kedua merupakan isi (biasanya berupa sindiran)
Perhatikan contoh karmina berikut ini :
Banyak udang, banyak garam
Banyak orang, banyak ragam
Dahulu perang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
c. Syair
Syair merupakan jenis puisi yang berasal dari kesusatraan Arab. Syair adalah puisi lirik yang halus dan penuh gejolak rasa penyairnya. Berikut ini cirri – cirri syair :
Setiap bait terdiri atas empat larik (baris)
Setiap bait member arti sebagai satu kesatuan.
Semua baris meruapakan isi
Sajak akhir tiap baris selalu sama (aa – aa)
Jumlah suku kata tiap baris hampir sama (biasanya 8 – 12 suku kata)
Isi syair berupa nasihat, perintah, dongeng, cerita dan sebagainya.
Perhatikan contoh syair berikut ini:
serta terpandang api itu menjulang
rasanya arwahku bagaikan hilang
dijilatnya rumah - rumah dan barang – barang
seperti anak ayam disambar elang
seberang – menyeberang rumah habis kata
bunyi gempar terlalulah gempita
lemahlah tulang sendi anggota
d. Gurindam
Gurindam merupakan salah satu bentuk puisi melayu lama yang terdiri atas dua larik, mempunyai irama akhir yang sama, dan merupakan kesatuan yang utuh. Larik pertama berisi soal atau perjanjian, sedangkan larik kedua merupakan jawaban atau akibat dari perjanjian tersebut. Cirri – cirri Gurindam sebagai berikut :
Tiap bait terdiri atas dua larik (kalimat)
Kedua kalimat membentuk kalimat majemuk
Hubungan antara kalimat pertama dan kedua adalah hubungan sebab akibat.
Isi gurindam tercantum pada larik kedua
Kebanyakan gurindam berisi nasehat atau pelajaran
Perhatikan contoh gurindam berikut ini :
Kalau mulut tajam dan kasar
Boleh ditimpa bahaya besar
Kalau diri kena perkara
Turut susah sanak saudara
e. Seloka
Seloka berasal dari kesusastraan India pada awalnya menggunakan bahasa Sansekerta. Seloka merupakan persilangan antara pantun dan syair. Bentuk seloka beberapa diantaranya memiliki sampiran dan isi yang merupakan cirri khas pantun (seloka bentuk pantun). Seloka bersajak akhir aa – aa (pola seloka menggunakan pola syair).
Perhatikan contoh seloka berikut ini :
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis terguncang
Ada seekor burung pelatuk
Cari makan di kayu buruk
Tuan umpama ayam pungguk
Segan mencakar rajin mematuk
f. Talibun
Talibun merupakan bentuk puisi melayu lama yang mirip pantun. Jumlah larik talibin minimal enam baris dan jumlah larik tiap bait selalu genap. Taliban disebut juga dengan pantun panjang.
Perhatikan contoh kalibun berikut ini :
Kalau pandai berkain panjang
Lebih baik kain sarung
Jika pandai memakainya
Kalau pandai berinduk semang
Lebih umpama Ibu kandung
Jika pandai membawakannya
2) Puisi Baru
Yang termasuk golongan puisi baru adalah puisi yang banyak diciptakan pada tahun puluhan. Menurut bentuknya puisi baru terdiri atas :
a. Distiction, sajak dua baris seuntai.
b. Terzina, sajak tiga baris seuantai
c. Quantrain, sajak empat baris seuntai.
d. Quint, sajak lima baris seuntai.
e. Sektet, sajak enam baris seuntai.
f. Septima, sajak tujuh baris seuntai.
g. Stanza, sajak delapan baris seuntai
3) Puisi Modern
Puisi modern adalah puisi yang tidak terkait aturan yang baru baik dalam bahasa bentuk dan isinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar